YUK, LAKUKAN PROOFREADING SEBELUM TERBITKAN TULISAN

RESUME KE-15

Narasumber     : SUSANTO S.Pd.

Tema               : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Moderator       : RITA WATI

Jum'at, 7 Mei 2021



A. PENDAHULUAN

Menulis, ternyata tidak hanya sekadar merangkai buah pikiran atau ide-ide, sebab adakalanya pembaca kesulitan memahami bahasa yang kita pakai, sehingga pesan tidak sampai. Untuk itu, dibutuhkan sebuah tindakan sebelum tulisan kita publikasikan. Sedemikian pentingnya tindakan tersebut sehingga tim kreatif belajar menulis gelombang ke-18 menyisipkan materi yang disebut dengan ‘Proofreading sebelum menerbitkan tulisan’.

Dengan dipandu oleh moderator hebat kita, ibu Rita Wati, kita akan menimba ilmu dari pak Susanto, yang lebih akrab disebut dengan pak D Susanto. Mengabdi disebuah SD Negeri Mardiharjo, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, beliau merupakan alumnus belajar menulis gelombang ke-15.

Pak D Susanto mengaku bukanlah proofreader profesional atau editor professional, namu faktanya, saat ini beliau menjadi editor di komunitas menulis gawean Om Jay. Awalnya karena beberapa teman di grup menulis  memberi kesempatan untuk membaca naskah-naskah mereka lalu beliau diminta untuk mengedit tulisan tersebut. Ada beberapa buku karya teman dimana beliau ikut di dalamnya sebagai editor.

 

B. PROOFREADING

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Sebenarnya, Tindakan ini adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Hal itu sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: tulis saja jangan perdulikan teknis. Meskipuan ada kesalahan disana sini, tidak mengapa, tulis saja, mumpung ide masih mengalir. Jika tulisan sudah selesai, barulah kita lakukan editing.

Menurut pak D, para guru blogger yang tergabung di komunitas menulis, termasuk kita di kelas menulis Om Jay, biasanya “berlomba-lomba” untuk segera menerbitkan tulisan. Terlebih  jika ada challenge seperti yang dimiliki oleh beberapa komunitas menulis. Pertimbangannya adalah deadline jatuh tempo penyetoran naskah sudah mendekati batas akhir, agar naskah segera dipublikasikan di blog kesayangan.

Justru disinilah yang menjadi masalah. Maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Sangat disayangkan jika hal ini terjadi. Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Daripada kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri, karena terkendala di segi waktu dan biaya tentunya.

 

C. PERBEDAAN PROOFREADING DENGAN MENGEDIT

Apakah ada  perbedaan atara proofreading dengan mengedit?. Jawabannya iya, mari kita simak paparan selanjutnya. Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Ada pengalaman sedikit ketika mengedit naskah antologi Bapak dan Ibu penulis. Ketika meneliti tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu Panjang. Maka untuk tulisan seperti itu pak D hanya melakukan proofreading pada tulisan tersebut. Misalnya kesalahan meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya.

Berbeda dengan tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal, biasanya dilakukan proses editing.

Menurut "penerbitdeepublish" ada  beberap langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1. Pengeditan Konten

2. Pengeditan Baris

3. Menyalin Pengeditan

4. Proofreading

Untuk merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.

Kemudian Langkah kedua adalah merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah ketiga, memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

Yang keempat adalah Proofreading:

1).  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan

       gaya penerbit

2).  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3).  Konsistensi nama dan ketentuan

4).  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis anda sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Maka, setelah melewati tahapan proofreading, harapannya adalah agar karya anda bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Apabila kita melakukan kesalahan kecil,misalnya kesalahan penulisan kata atau penyingkatan kata, maka perbaikilah. Walaupun blog tersebut milik anda pribadi, namun harus juga memperhatikan pembaca, supaya mereka nyaman membacanya.

Selain itu, kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya (yang saya lakukan) adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.

 

Langkah berikutnya, kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka post blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Jika pembaca anda adalah orang yang memahami kaidah tulisan sesuai PUBEI, maka dipastikan mereka selalu “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya. Misalnya, jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (karena tergantung selera penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. Kita juga harus ikut menjadi penggerak cinta Bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah contoh yang diambil pak D dari tulisan bapak ibu guru peserta pelatihan. Kalimat: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut.

Kalimat itu terdiri dari 34 kata, sementara banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata. Maka, kalimat tersebut dirubah menjadi: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru.Kalimat kedua sebenarnya juga masih bisa diperpendek dengan membuang frasa di salam ruang guru.

Untuk melakukan proofreading, maka dibutuhkan alat berupa: PUEBI daring dan KBBI daring. Demikianlah materi pelatihan tentang proofreading yang disampaikan dengan lugas oleh pak D Susanto, guru biasa yang luarbiasa. Semoga pelatihan kali ini mampu mengubah tulisan-tulisan kita untuk lebih nyaman dibaca, terutama oleh pembaca yang memahami PUBEI. Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat babontuk elok.



Komentar

  1. waah...mantap resumenya bu... terstruktur 😊👍

    BalasHapus
  2. "Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat babontuk elok".
    Salam kembali. Boleh dijawab arti slogan tersebut. Agar semakin Indonesia!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu motto Kabupaten Labura pak, bersimpul kuat, berbentuk elok

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AHMAD FADILLA SIANAK BAJA

KELOLA RASA TAKUT, JADILAH PENULIS BERMENTAL BAJA