AUTOBIOGRAFI, WARISAN BUAT ANAK CUCU

 

RESUME KE-26

Narasumber     : SUPARNO, S.Pd., M.Pd.

Tema               : MENULIS BUKU AUTOBIOGRAFI

Moderator       : MAESAROH

Senin, 14 Juni 2021

 



Dipandu oleh sang moderator yang juga menjabat sebagai ketua kelas gelombang ke-18, malam ini pelatihan menghadirkan bapak Suparno sebagai narasumber. Dengan mengangkat tema “ Menulis Buku Autobiografi”, yang mengabdi sebagai kepala sekolah di SMP Negeri 2 Karangrejo, Magetan. Beliau adalah penulis buku autobiografi “Chairul Tanjung, si Anak Singkong”. Lelaki kelahiran Magetan pada 25 Juli 1966 ini akan mencapai pangkat IV/C pada tahun ini, sebuah prestasi kepangkatan yang luarbiasa.

 

Salah satu alasan pak Suparno untuk menulis buku autobiografi adalah agar kelak, anak cucu tahu sejarah perjalanan hidup kita. Dari sejarah tersebut, maka anak cucu akan belajar, bagaimana perjuangan yang telah dilalui untuk menapak kesuksesan. Mungkin saja salah seorang anak cucu kita ingin tahu sejarah perjalanan kehidupan nenek moyangnya.

Ketika anak cucu kita tersebut memiliki buku autobiografi kita, maka hal itu merupakan warisan yang tidak ternilai, sebab akan mampu menginspirasi dan memotivasinya. Bahkan mungkin, lebih berharga dari warisan berupa uang atau harta, sebab tidak akan dapat dinilai dengan apapun.

Untuk Menyusun sebuah buku biografi, sangatlah mudah, karena mengisahkan pengalaman sendiri. “Penulis yang baik adalah mereka yang mampu menulis apa yang dilihat, didengar, dan dialaminya”, demikian kata para pakar. Berikut ini ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menulis sebuah buku autobiografi:

1. Bacalah biografi orang lain

Langkah pertama adalah buatlah beberapa buku biografi sebagai bahan perbandingan. Tentu kita memiliki daftar nama-nama orang atau tokoh yang kita kagumi, mulailah membaca biografi mereka.

Supaya berimbang, baca jugalah biografi orang-orang yang selevel dengan kita, jangan hanya membaca biografi orang-orang terkenal. Tujuannya adalah agar tidak tidak merasa minder untuk menuliskan perjalanan hidup kita.

2. Buatlah outline

Apa sajakah yang dimuat didalam outline/kerangka tulisan?. Outline dapat berisi apa saja, tentang masalah yang pernah kita hadapi, kenangan indah yang sangat berkesan, kenangan pahit yang akan selalu membekas, dan seterusnya. Autobiografi juga bisa dimulai dengan masa kelahiran. Kemudian, masa sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, kuliah, bekerja, menikah, punya anak, bepergian keluar kota, mengantar anak kuliah, menikahkan anak, punya cucu dan seterusnya.

Bisa juga dikisahkan suka duka mengikuti organisasi, bertetangga, karir, lomba yang pernah diikuti, hobbi seperti musik, main volli, menulis cerpen, dan sebagainya. Sangat banyak kesan dan pengalaman yang dapat kita tuang dalam sebuah autobiografi. Dan, semuanya itu kita susun dalam sebuah outline yang harus kita kembangkan.

3. Buatlah jadwal menulis

Sebaiknya, buatlah jadwal menulis yang fleksibel, yang mampu kita laksanakan, tentu dengan menjaga agar kita tetap konsisten dengan jadwal tersebut. Sesuaikanlah jadwal menulis dengan moodbooster yang kita miliki. Saya misalnya, lebih menyukai menulis selepas asar, jeda, kemudian dilanjutkan setelah maghrib.

4. Siapkan Data Pendukung

Data pendukung dimaksud adalah foto-foto, diary, sertifikat, karya tulis di media sosial, dan sebagainya. Fungsi data pendukung ini adalah untuk merecall ingatan kita tentang apa saja yang akan kita tulis. Misalnya Ketika kita memenangkan lomba Guru Berprestasi, lomba Cipta Alat Peraga, Lomba Menulis Opini, yang tentu saja tidak mampu hanya dengan mengandalkan ingatan semata.

5. Kembangkan Outline

Setelah seluruh data pendukung dianggap cukup, mulailah menulis, kembangkan outline yang telah kita buat. Apabila dalam proses penulisan tiba-tiba muncul ide baru, maka abaikan. Supaya tidak lupa dengan ide baru tersebut, buatlah catatan khusus, kelak dalam proses editing mungkin akan dibutuhkan. Demikian halnya jika terjadi kesalahan dalam menulis, abaikan juga, jangan sampai buang waktu untuk lakukan typo berulang-ulang.

6. Lakukan Editing

Langkah berikutnya adalah proses editing, yang dilakukan setelah seluruh tulisan selesai kita tuang. Supaya hasil editing lebih bagus, maka minta tolonglah kepada pihak lain yang memahami seluk beluk Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan menyukai literasi. Jika ada kritik dan saran dari editor, jadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kualitas tulisan kita.

Bolehkah tulisan kita edit sendiri? Jawabannya boleh, namun supaya lebih mampu menangkap kelemahan tulisan kita dari berbagai segi, maka serahkan kepada orang lain untuk mengeditnya. Sekarang ini gampang ditemukan editor yang bersedia membantu walau dengan kompensasi seikhlasnya.

7. Buat Desain Cover Buku

Cover buku merupakan salah satu poin penting untuk memperkenalkan buku kita kepada orang lain. Sebab, hanya dengan melihat tampilan cover, orang bisa tertarik. Biasanya, cover buku menjiwai isi dari sebuah buku, maka terciptalah cover yang memiliki kesan tersendiri. Jika mampu membuat cover sendiri, anda dapat berkreasi sesuai dengan isi buku autobiografi, yang seluruh isinya bahkan anda sudah memahami betul. Namun jika tidak mampu ,maka minta bantuanlah kepada para desainer cover. Biasanya penerbit menyediakan desainer cover buku.

8. Lengkapi dengan kata pengantar

Untuk melengkapi buku autobiografi, maka mintalah kesediaan orang atau tokoh terkenal, bahkan kepala daerah untuk memberikan kata pengantar. Tujuannya adalah agar buku kita dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi serta bermanfaat bagi orang lain.

9. Kirim Naskah kepenerbit

Jika buku yang kita tulis hanya teronggok di file komputer, karena kita tidak memiliki keberanian untuk mengirim kepenerbit, maka tulisan kita tidak akan menjadi apa-apa. Namun jika ingin buku kita terbit, segeralah kirim ke penerbit.

Naskah dapat dikirim ke penerbit mayor atau penerbit indie. Kita semua berharap bahwa suatu saat buku kita diterbitkan oleh penerbit mayor, namun untuk langkah awal, penerbit indie juga sudah cukup. Untuk karya berikutnya tentu kita sudah dapat menulis dengan lebih bagus lagi, sehingga suatu saat akan dilirik oleh penerbit mayor.

Inilah salah satu karya spektakuler pak Suparno, autobiografi Ihsan Tanjung, sianak singkong yang menjadi best seller. Akhirnya usai juga pelatihan mala mini, semoga ilmu yang telah disharing kepada seluruh peserta menjadi inspirasi hebat dan motivasi. Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat babontuk elok.

 

 


 


 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AHMAD FADILLA SIANAK BAJA

KELOLA RASA TAKUT, JADILAH PENULIS BERMENTAL BAJA