THAMRIN DAHLAN, PURNAWIRAWAN DENGAN CITARASA SASTRAWAN

RESUME PERTEMUAN KE-8

NARA SUMBER       : H. THAMRIN DAHLAN, M.Si

Materi                          : Buku mahkota penulis, buku muara tulisan

Moderator                   : Ditta Widya Utami

Senin, 21 April 2021



 A. Berkenalan dengan Owner Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan

Lahir di Tempino Jambi 7 Juli 1952, H.Thamrin Dahlan yang meraih gelar S2 dari Universitas Indonesia menyandang pangkat terakhir sebagai Kombes Pol (Purn.) Tugas beliau mencapai puncak jelang purna bakti sebagai Direktur Pasca Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN). Dan kini, beliau masih aktif memberikan kontribusi untuk negeri dengan mengabdi sebagai dosen, pun juga sebagai penulis dan pendiri Penerbit Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan (YPTD).

 

Sejak tahun 2010, Thamrin Dahlan telah menerbitkan 37 judul buku, dengan berbagai topik, mulai dari buku-buku motivasi, keagamaan, dan Pendidikan. Saat ini beliau fokus membantu untuk menerbitkan buku ber-ISBN tanpa biaya, dengan menginfaqkan tenaga, pikiran, bahkan biaya demi terbitnya buku yang diidam-idamkan oleh para penulis. Hingga saat ini YPTD telah menerbitkab buku ber-ISBN sebanyaj 210 judul buku. Thamrin Dahlan, sosok kebapakan yang menjadi narasumber kita hari ini juga aktif menulis di Kompasiana.

B. Setiap orang memiliki buku

Sejatinya, setiap orang telah memiliki buku, dalam artian bahwa namanya tercantum disampul depan/cover buku. Minimal, masing-masing orang memiliki buku  sejak duduk dibangku Sekolah Dasar. Buku  tersebut adalah buku catatan tentang prestasi diri si murid,  yang dituliskan oleh Bapak Ibu Guru yang baik hati dalam bentuk raport.  Setelah beranjak ke tingkat pendidikan menengah  SMP, SMA, SMK para pelajar/siswa  sudah di wajibkan menyusun karya tulis walaupun terkadang berupa kerja kelompok namun makalah itu dijilid jadilah buku.

Ketika di Perguruan Tinggi, kualitas buku seorang sarjana itu memiliki harkat terhormat.   Buku yang dinamai Skripsi, Tesis dan Disertasi diterbitkan setelah melalui proses panjang penelitian, pembimbingan dan kemudian di uji hadapan Sidang Majelis Kehormatan Para Guru Besar Universitas,

 

Hingga sekarang nama anda sudah ada disampul depan buku ilmiah, tersimpan abadi di perpustakaan kampus.  Menjadi kebanggaan dan bukti tak terbantahkan bahwa anda berhak menyandang gelar kesarjanaan secara legal. Pengakuan formal seorang akademisi sebagai pemenuhan  kewajibkan memiliki buku. Tinggal satu  Langkah saja yang belum terlekat di cover belakang buku yaitu ISBN (international standard book number)

 

 

 

 

C. Buku Pribadi

Setelah memiliki 3 buku (D3, S1 dan S2) Thamrin Dahlan lebih banyak berkisah bagaimana seorang anak desa Tempino Jambi bisa memiliki 37 judul buku. Semua berangkat dari motivasi ingin meninggalkan sesuatu nan abadi di muka bumi.  Kata seorang teman secara berseloroh janganlah pula nama awak hanya tertulis di Buku Yasin dan Batu Nissan. Hal itulah yang melecut semangat beliau, hingga tanpa terasa telah menerbitkan karya hebat tersebut.

 

Buku (beliau lebih suka menyebut kitab) adalah keabadian nan memiliki masa berlaku (expired date un limited) tak terhingga bahkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu setelah ketika memasuki usia pensiun tahun 2010 timbul persoalan baru bagaimana mengisi waktu luang yang begitu lapang dan panjang.  Kegiatan sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi ternyata masih menyisakan banyak waktu luang. Sehingga keluarga menganjurkan agar beliau menekuni dunia tulis menulis, daripada buang waktu percuma dengan banyak bermenung-menung.

 

Maka, sejak 19 Agustus 2010 mulai menulis di media sosial kompasiana.com.  Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir.  Apakah pantas menjadi penulis di media besar  berpenghuni hebat. Alah bisa karena biasa. Bukan lagi  memaksa diri tetapi total tertantang.  Kenapa tidak bisa mengikuti jejak  Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang  keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta mahir menulis.

 

Motto penasehat, penakawan dan penasaran, diniatkan menulis  berbagi kebaikan, beliau merasakan masuk ke dunia baru yang sangat mengasyikkan.   Disinilah inspirasi dan aspirasi  serta angan-angan di pentaskan baik dalam bentuk reportase, opini dan fiksi.  3 Jenis tulisan ini mengalir baik air bah sampai sampai saya masuk ke kategori addict (kecanduan menulis).

 

D. Kiat Menulis..

Salah satu kiat kenapa bisa menulis 1 artikel setiap hari ialah jargon sekali duduk jadi. Sesungguhnya tulisan itu memenuhi kaedah sebuah artikel ketika mencapai 7 paragraf. Jangan pernah meninggalkan tulisan, sudah bisa dipastikan tulisan itu tidak akan pernah tuntas.  Duduklah, paksakan diri tulisan wajib selesai tak peduli salah ketik (ada proses edit).  Nanti saja bicara kualitas, sebab indikator bagus tidaknya tulisan sangat subjektif dan variatif..

 

Melalui metode sekali duduk jadi, lambat laun proses menghasilkan sebuah tulisan seiring berjalan waktu kini hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit. Kita menulis puisi hanya memerlukan 10 menit asalkan suasana hati sedang mood dan terkait dengan situasi kekinian yang terjadi menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya hankam (ipoleksosbudhankam)  dalam atau luar negeri.

 

Ketika menulis reportase taati  kaedah 5 W 1  H.  (what, where, wheb, why, who and how).  Sebagai bukti liputan  original asli tampilkan pula foto selfie bersama teman/keluarga misalnya anda sedang wisata di Borobudur, Menara Eiffel atau Ibadah Umroh Masjidil Haram. Bisa juga memposting laporan setelah mengikuti satu event webinar.  Thamrin Dahlan lebih banyak menulis reportase kehidupan masyarakat.  Inilah sumber inspirasi  tak pernah habis yang senantiasa menghampiri diri apabila jeli melihat fenomena lingkungan.  Jadilah sebuah tulisan bergenre humaniora yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

 

Selain itu, beliau juga mencoba menulis tentang opini. Awalnya merasa babak belur ketika menulis dan menerbitkan Buku Prabowo Presidenku (2014). Padahal ketika posting artikel genre opini sudah berupaya menghindari menghakimi orang lain apalagi institusi. Mempertahankan objektivas, hindari hoax  dan selalu memihak kepada kebenaran. Menulis opini tak elok pula hanya ngomel, pada paragraf terakhir sertakan solusi, berupa saran pendapat membangun untuk mengurai permasalahan yang sedang dibahas.

 

E. Rahasia Menulis

Berdasarkan pengalaman beliau, merasakan kejaiban 3 rahasia  terkait dunia jurnalistik.  

Rahasia ke-1 : Ternyata setiap tulisan itu memiliki Roh. Roh dalam artian tulisan itu hidup dengan syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial. Tulisan anda dibaca apalagi  diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.   Tahu sendirilah zaman dahulu kala anak mansuia acap menulis di album kenangan.

 

Buku harian itu dia nikmati sendiri, ketika membaca, tertawa, menangis, menyesal dalam seribu satu kenangan. Zaman itu telah lewat kini saatnya kuatkan niat berbagi denghan hatrapan bermanfaat dan penulis mendulang pahala melalui pekerjaan menuliss. Yes tulisan memiliki Roh, jangan ragu share ke Faecbook, whats app, dan media lainnya sehingga anda dikenal sampai satu saat menjadi terkenal.

 

Rahasia ke 2 : Buya Hamka meninggalkan pesan bermakna, “Biarlah tulisan mu itu membela dirinya sendiri, biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya”. Thamrin Dahlan membuka rahasia tersebut ketika buku Bukan Orang Terkenal entah bagimana jalannya sampai di Bapak Prabowo.  Singkat cerita beliau mendapat kehormatan menjadi Penulis Resmi PartaiI Gerindra selama masa kampanye 2014.  Terbitlah buku Prabowo Presidenku.  Best seller sampai di bajak.

 

Rahasia ke 3 : Profesi jurnalis atau katakanlah kami wartawan amatir mendapat kesempatan dijamu makan siang di Istana Merdeka. Tak terduga bahkan tidak terpikirkan mimpipun tidak bisa berpidato di hadapan Presiden Jokowi.  Bukankah anugerah ini merupakan kebanggaan rakyat. Bersebab menulis mampu menembus batas birokrasi dan bisa bertemu dnegan tokoh nasional.

Tulisan tulisan itu ibarat air mengalir .  Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan.  Itulah Buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir  perlu diselamatkan menjadi kitab.

 

 

F. Buku Muara Tulisan

 

Ketika tulisan sudah mencapai 500 artikel dengan segala suka duka mendapat aspirasi dan cemoohan kemudian terpikir kenapa tulisan nan terserak itu tidak dijiid. Istilah kumpulan tulisan dijilid resmi ber ISBN bolehlah berbangga di sebut kitab atawa buku. Tahun 2012 terbitlah buku perdana berjudul “Bukan Orang Terkenal”.

 

Saking besarnya keinginan memiliki nama disampul buku seperti juga Buya Hamka (guru Imajiner), Thamrin Dahlan menerbitkan buku berbayar di satu penerbit Jogyakarta. Sebab, secara logika tidak akan ada penerbit major bersedia menerbitkan buku seorang penulis amatir belum punya “nama”.  Judul buku pertama itu sebenarnya bentuk unjuk rasa yang ditujukan kepada diri sendiri.

 

Bersebab tulisan nan terserak semakin banyak maka proses menerbitkan buku semakin mudah.  Ibarat  menjilid makalah tak terasa jumlah buku tahun 2019 mencapai 20 buku. Uni Husna Bundo Kanduang menganjurkan menerbitkan buku sendiri.  Terbentuklah Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) 19 Juli 2019. Visi misi fokus dibidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan  fokus membantu menerbitkan buku para penulis ber ISBN tanpa biaya alias gratis.

 

G. Penggiat Literasi

 

Keberadaan YPTD memberikan kemudahan menerbitkan buku. Ferbuari 2021  tertera nama Thamrin Dahlan di 37 sampul buku. Bersama teman teman penulis bergiat Literasi sampai Maret 2021 berhasil diterbitkan 210  judul buku ber ISBN  Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi para penulis di website YPTD terbitkanbukugratis.id .  Diskusi Literasi di  WAG Terbitkan Buku Gratis.

 

Program Bedah Buku setiap Selama Malam 2 pekan sekali telah terselenggara 10 episode.  Inilah media mempromosikan buku terbitan YPTD untuk para penulis senior mapun pemula. Secara psikologis ada kepuasan bathin tak terhingga bisa berbagi di bidang literasi.

 

Mengumpulkan tulisan nan terserak bermuara menjadi Buku. Selamatkan tulisan tulisan itu biarlah mereka berhimpun didalam sebah kitab karena keabadian akan melekat pada dirinya. Buku adalah suatu prestasi penulis.  Sebagai tanggung jawab Penerbit YPTD berkewajiban menyerahkan setiap judul buku  di Perpustakaan Nasional

Diakhir tulisan ini, saya jadi terinspirasi untuk ikut jejak beliau, saya memanggil beliau dengan sebutan ayahanda, karena ayah saya juga seorang Polisi (Purnawirawan), sehingga seolah ada ikatan batin saya  dengan beliau. Alhamdulillah, buku saya yang berjudul “Berkaryalah,meski tak lagi muda”,sedang menjalani proses cetak di penerbit YPTD. Semoga Allah SWT memberi keberkahan utnuk segala amal baik yang ayahanda lakukan, sebab sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, aamiin, Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat babontuk elok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AHMAD FADILLA SIANAK BAJA

KELOLA RASA TAKUT, JADILAH PENULIS BERMENTAL BAJA