AHMAD FADILLA SIANAK BAJA
Sejak usia 8 tahun,Dila,nama panggilannya sudah mulai menjajal arena balap. Dukungan penuh didapat dari keluarga, sehingga Dila bebas berekspresi didunia balap. Sudomo,sang ayah,mewariskan hobi balap kepada putra sulungnya. Bahkan sang ibu, mendukung penuh hobi 'anak panggoarannya' itu, bantu packing jika Dila mau bertanding. Berbagai prestasi telah diraih, di antaranya menjuarai Kejurda Sumut tahun 2019 pada kategori pemula. Kemudian, pada Kejurnas di Brebes meraih juara 1 di kelas 110 cc. Selain itu Dila berturut-turut meraih juara diberbagai daerah: Medan, Jambi, Padang, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah. Yang paling anyar adalah juara 1 piala Proklamator di Banten, minggu lalu.Anak muda yang sekarang mengenyam pendidikan kelas XII SMA Muhammadiyah 9 Kualuh Hulu ini, memiliki cita-cita ingin menjadi pengusaha, ikut jejak sang ayah. Sekilas, menilik wajahnya yang cute dengan senyum yang merekah, sulit untuk percaya bahwa Dila yang anak baja adalah abang jagonya arena balap. Saya sebut anak baja, iya, karena Dila turunan Batak dan Jawa, emaknya boru Panjaitan dan ayahnya suku Jawa tulen 100%. Maka tidak heran, kombinasi Batak-Jawa: Baja, berhasil mengharumkan nama kampungnya Aekloba-Asahan. Lantas, bagaimana dengan keseharian Dila dalam mengikuti pelajaran? Setiap prestasi pasti ada hambatan disana sini, apalagi Dila bersekolah di lembaga yang sangat ketat menegakkan disiplin. Namun, untuk anak didik berprestasi seperti Dila, selalu ada kebijakan yang diambil oleh pihak sekolah. Orang tua dan pihak sekolah mengambil upaya win-win solution, Dila diberi izin untuk bertanding dan tugas-tugas dari sekolah juga tetap dipenuhi.BACA JUGA: Pemuda Pelopor Bumi Basimpul Kuat Babontuk Elok Labura 2020Melihat prestasi dan kesungguhan anak muda ini, bukan tidak mungkin suatu saat dia akan ikut jejak seniornya, Rio Haryanto, atau bahkan kelak menggantikan Rossi, Marquez dkk. Sebagai salah seorang gurunya, saya mendukung penuh sepak terjang Ahmad Fadillah, karena passionnya memang di sini, di dunia balap. Andai, kurikulum kita telah membuka celah untuk bebas bereskpresi, tentu dengan pedoman standar, maka saya yakin akan lebih banyak muncul Ahmad Fadillah yang lain. Dan andai, (boleh dong berandai-andai) kurikulum kita lebih fleksibel, tidaklah mungkin saya paksakan teori ekonomi yang agak njlimet ke Dila, sementara yang dia butuhkan adalah bagaimana teknik dan taktik supaya menjadi 'the winner'.Sebagai oleh-oleh buat kalian anak muda yang ngakunya anak milenial, dengarkanlah pesan yang dikirim oleh Ahmad Fadillah dari Banten: "Janganlah ikut-ikut balap liar, sebab nyawa taruhannya, bertandinglah di arena, sayangi nyawa kalian, ingat ibu yang bersimbah darah melahirkan kalian, salam garuk tanah".====Penulis Guru SMA Negeri 1 Kualuh Selatan dan Guru SMA Muhammadiyah 9 Kualuh Hulu.
Komentar
Posting Komentar