Nikmatnya Makan Bangkai

Kalau ditanya, apa sih hobi saya?, maka jawaban saya sederhana saja, membaca, menulis, traveling (yang ini nih pakai Yen, yen enek duite). Hobi gak nonton sinetron?, gak hobi, tapi kalau film Turky dan film petualangan, itu hobi berat saya. 

Terus, kenapa gak hobi nonton sinetron?, jawabannya juga sederhana, saya paling tidak suka dengan cerita yang kurang masuk akal; menguras air mata; pun juga yang rada-rada berlebihan. 

Saya sebut berlebihan karena sinetron kita menggambarkan kondisi kehidupan yang memang terkesan lebay. Untuk istilah lebay ini bukan semata-mata ditujukan kepada salah satu sinetron yang meraih rating tertinggi, tapi secara umum terhadap sinetron kita.

Hampir-hampir mirip dengan berbagai cerita yang ditulis oleh para author diberbagai platform menulis online. Masa iya sih, ada suami yang sangat kejam, telantarkan anak istri, juga mertua dan ipar yang tak kalah zalim, meneror dan memoroti sang istri.

Coba kita amati menu keseharian yang ditawarkan oleh stasiun televisi swasta. Beberapa diantaranya memiliki acara unggulan tentang kehidupan artis maupun orang terkenal di pelosok negeri. Bahkan ada juga yang sampai 2 kali tayang, pagi dan sore. Dan anehnya, beritanya itu-itu juga, mulai dari stasiun tv a,b,c,dan d. 

Bagaimana rasanya setelah menonton berita tersebut, yang mengulik kehidupan pribadi, mulai dari pernikahan resmi sampai perselingkuhan?. Rasanya nikmat, dan menjadi candu, sebab besok berita tentang si Fulan pasti kita tunggu kelanjutannya.

Bagaimana dengan berbagai berita di media online, ataupun di media sosial?, sama doang, tak kalah hiruk-pikuknya. Dengan lincah jemari kita akan memencet link menuju berita-berita tersebut, berharap segera beroleh informasi terbaru supaya jangan sampai ketinggalan info.

Kita selalu kepo dengan kehidupan pribadi si a yang akhirnya poligami; si b yang memilih single parent karena tidak siap dikhianati; si c yang sekarang bangkrut dan banting setir demi dapur yang harus tetap mengepul.

Kondisi ini diperparah oleh gegap-gempitanya para kreator dengan membuat berbagai konten demi sebuah channel. Maka, semakin tumbuh suburlah 'bangkai yang siap disantap' oleh para penikmat. Saya sebut bangkai, nanti penjelasannya dibagian akhir. Sebab itu, simpan dulu rasa penasaran Anda.

Jika kita melahap berita-berita tentang hal yang berpotensi menimbulkan berbagai prasangka tidak baik, apakah untungnya bagi kita?. Rasa ingin tahu berlebihan membuat kita tidak pernah sadar, bahwa kita hanya membuang waktu dengan sia-sia. Sedikitpun tidak ada manfaatnya bila kita sangat sangat antusias mengikuti perkembangan isu-isu terkini jika itu hanya seputar sisi negatif artis dan orang-orang terkenal.

Sedikit saya beri sentuhan religi. Menggibah seseorang, maka ibarat memakan bangkai saudara sendiri. Andai satu saja link tentang gosip yang kita baca setara dengan semangkuk bangkai, maka bisa dibayangkan dalam satu hari berapa mangkuk bangkai yang telah kita konsumsi. 

Anda bisa saja jijik dengan perumpamaan ini, namun inilah faktanya kan?
Maka, berhentilah mencari dan membaca berita tentang perselingkuhan, gaya hidup para sosialita, serta isu-isu terviral dari orang-orang terkenal di seluruh penjuru. Berhentilah untuk menikmati kuliner yang unik yaitu bangkai saudara sendiri. Berhentilah membicarakan kelebihan orang lain yang nota bene selalu salah dimata anda. 

Dan berhentilah untuk membulli tulisan ini karena saya hanya menyalurkan hobi. Tapi jika saya selalu salah dimata anda, baiklah, besok saya akan pindah kehidung anda. Salam literasi dari bumi Kualuh basimpul kuat babontuk elok.

Komentar

  1. MaasyaAllah super sekali, menyadarkan kita untuk menjauhi keburukan yang kadang kita anggap sepele,
    ghibah, semoga sukses selalu, barakallah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARYA ILMIAH JADI BUKU YANG SERU

Cinta Saja Tidak Cukup