KARYA ILMIAH JADI BUKU YANG SERU

                              KARYA ILMIAH MENJADI BUKU

Resume ke-4

Narasumber   : NORA PURWA YUNITA

Tema              : Kiat mengubah PTK menjadi buku

Moderator      : Rita Wati

Senin, 12 Apeil 2021

 


Siang ini ditemani cuaca yang sangat terik, seperti pada umumnya jelang bulan suci Ramadhan, saya sudah siap dengan materi pelatihan yang paling ditunggu-tunggu. Materi pelatihan hari ini akan diisi oleh ibu Noralia Purwa Yunita dengan moderator bu Ritawati. Tema yang diangkatt siang ini adalah “Kiat mengubah PTK menjadi buku”. Bu Nora merupakan alumnus Belajar Menulis gelombang 8 yang telah sukses menghasilkan 7 buku; 10 artike ilmiah, dan berbagai artikel popular di majalah. Sehari-harinya beliau mengampu mata pelajaran IPA dan Prakarya di SMP Negeri 8 Semarang.

Hobi menulis yang ditekuni sejak dibangku perkuliahan, ternyata harus berhenti ketika disibukkan dengan pekerjaan dan mengurus rumahtangga. Namun dengan hadirnya pandemi, ternyata merupakan hikmah luarbiasa, bu Nora terjun total kembali ke dunia tulis-menulis (hampir mirip dengan saya, pandemi malah membuka lebar pintu untuk kembali ke dunia kepenulisan). Jika kita bersabar menghadapi situasi tak menentu ditengah pandemic covid-19 ini, maka kita akan mampu menjadi pemenang, terutama untuk diri kita sendiri.

Tema yang disuguhkan dengan cerdas pada pertemuan ke-4 ini, merupakan hasil belajar yang diikuti bu Nora di gelombang ke-8. Artinya bu Nora telah berhasil mentransformasi ilmu yang didapat dengan utuh, hingga saya, sebagai peserta Belajar Menulis di gelombang ke-18 ini merasa telah menemukan apa yang saya cari-cari selama ini. Sebab, berbagai webinar telah saya ikuti, namun tak satu jua yang membahas tentang PTK. Walaupun, untuk hasil yang lebih maksimal, saya harus tetap menggali informasi dari berbagai sumber, terutama dari nara sumber kita, sebab beliau bersedia melakukan komunikasi via chat pribadi.

Saya masih ingat betul ketika berjibaku menyelesaikan skripsi pada tahun 1991 (bahkan bu Nora belum lahir ketika itu). Siang malam saya harus sediakan tenaga ekstra untuk mengolah data dengan rumus-rumus statistik, kemudian juga dengan hentakan jemari yang kuat untuk mengetik diatas tuts mesin tik, sungguh kenangan yang tidak akan terlupakan. Ditambah lagi dengan kondisi yang paling tidak diinginkan, ketika ada salah ketik, maka biasanya saya tinggalkan mesin tik, saya ambil radio, cari frekwensi lagu-lagu Nicky Astria. Setelah agak fresh, saya kembali berkutat didepan mesin tik. Barangkali untuk saat ini saya lebih memilih alunan tilawah dengan surah-surah tertentu, sebab energy saya kembali terkumpul ketika lakukan hal tersebut.

Sekarang, berada dimanakah skripsi saya tersebut? Saya sendiri bingung, apakah dirumah ayah-emak di kampung halaman, sebab di lemari buku tidak ada. Andai, skripsi tersebut masih utuh, maka bisa saya reproduksi untuk di upload di blog atau di media sosial lainnya. Kembali ke materi pelatihan hari ini (kok jadi ngelantur saya ya, terkenang masa lalu). Karya-karya ilimiah, terutama PTK, dapat diubah menjadi buku, karena lebih bermanfaat. Mari kita lihat apa saja manfaat karya ilmiah yang telah dibukukan (versi buku).

Beberapa manfaat karya ilmiah VERSI BUKU yaitu:

1. Dapat dibaca oleh siapa saja, masyarakat awam

2. Buku dapat diperjualbelikan, sehingga kita akan mendapat keuntungan material

3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit

4. Bapak/ibu akan lebih dikenal orang banyak, sebab buku yang  bapak/ibu tulis dikenal orang. Sehingga, bapak/ibu akan didaulat menjadi pembicara, host, atau peran lainnya dalam berbagai acara berkaitan dengan literasi.

5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi BUKU

 

Selanjutnya, bagaimana cara untuk mengubah karya ilmiah menjadi buku? Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1). Ubah judul

Judul karya ilmiah VERSI BUKU hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.

Sebagai contoh

JUDUL TESIS

“Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA”.

Ketika diubah menjadi JUDUL BUKU,; “Kiat menulis modul berbasis riset”.

 Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul,,jadi ketika diubah menjadi judul BUKU, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.

Tinggal ditambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.

2). Ubah DAFTAR ISI

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, definisi operasional, rumusan masalah

BAB 2 Landasan Teori

BAB 3 Metode Penelitian

Berisi rumus-rumus  statistika

BAB 4 hasil dan pembahasan

BAB 5 penutup

Berisi  kesimpulan  dan  saran.

ikuti pedoman 2W+1H

Bab 1 ( Why )

a. Jelaskan mengenai pentingnya, alasan penggunaan media,metode, Strategi, atau model yang menjadi fokus.penelitian. dapat ditambahkan pula masalah- masalah mengapa harus menggunakan media, metode, strategi atau model tersebut.

b. Jelaskan pula manfaat dari yang menjadi objek penelitian

c.  Hapus rumusan masalah, definisi operasional dan tujuan penelitian pada BAB 1

Bab 2 ( What)

Di bab 2 Merupakan penjabaran teori-teori dari landasan teori yang ada di bab 2 karya ilmiah.

Sebagai contoh, biasanya di bab 2 VERSI KARYA ILMIAH, ada penjelasan tentang media, jenis media, manfaat media, penjelasan media tertentu, karakteristik suatu media tertentu, hasil belajar, dll. Nah, teori2 ini dapat dijadikan beberapa bab dalam sebuah KARYA ILMIAH VERSI BUKU.

Misal : bab 2 hanya menjelaskan apa itu media. Isinya tentang pengertian, jenis, manfaat dan karakteristik suatu.medua tertentu

Bab 3 menjelaskan belajar dan pembelajaran. Isinya tentang hasil belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dll

Bab 3 apa itu pembelajaran matematika. Isinya menjelaskan tentang belajar matematika, kesulitan dalam belajar matematika, paradigma bel…

Selanjutnya adalah (How). Ini dapat dituliskan di bab berikutnya setelah penjabaran dari beberapa teori.

Isinya menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, dan bagaimana penerapannya.

HILANGKAN SEMUA rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah

3). Ubah sedikit ISI karya ilmiah

A. Dalam mengubah karya ilmiah  menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya  berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan  judul implementasi Media  stereofoam  pembelajaran  Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah  tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis),  Pembelajaran (materi tentang  belajar mengajar),  Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).

B.Hilangkan semua kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah

Jika menemui kesulitan ketika mengubah BAB 4 VERSI KARYA ILMIAH MENJADI BUKU, maka kembali lagi, ikuti HANYA PEDOMAN HOW.

Jadi cukup ambil isi di bab 4 itu tentang bagaimana pembuatan yang menjadi objek penelitian, ceritakan bagaimana ketika diaplikasikan dalam sebuah pembelajaran, kira-kira menemui kendala apa, masalah apa, kelebihan apa, dan bagaimana hasilnya ketika yang menjadi fokus penelitian itu diterapkan di pembelajaran (dilihat dari hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran, respon siswa dan sebagainya). Untuk lebih berwarna, maka sematkan sedikit hasil penelitian ketika menjelaskan bagaimana hasil penerapannya.

Karya ilmiah versi buku berbeda dengan versi laporan, baik dari segi  kebahsaan dan penyajian. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman, sudut pandang  dan bahan bacaannya. Semakin banyak berkutat dengan literasi, maka buku yang ditulis akan semakin renyah. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan, yang akan membentuk gaya masing-masing penulis.. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku

Satu hal yang perlu dihindari adalah jangan menganggap bahwa hanya dengan copy paste isi KTI/PTK, ganti judul, hapus yang tidak perlu, maka selesai. Tidak semudah itu bapak/ibu, karena nanti kita akan terkena self plagiarisme. Agar tidak terkena self plagiarism, berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan:

(1). Dapat menggunakan teknik parafrasa

(2). Tambah rujukan baru ke dalam karya ilmiah versi buku kita. Jadi akan ada informasi terbaru yang kita sematkan dalam karya ilmiah versi buku tersebut.

(3). Pilah isi dari karya ilmiah asli yang benar-benar dianggap penting untuk dicantumkan dalam karya ilmiah versi buku

(4). Laporan Karya Ilmiah yang dibukukan, haruslah yang sudah dipublikasikan, minimal tingkat sekolah atau MGMP di wilayah masing-masing.

(5). .Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

(6). Jika ada rujukan baru, maka rujukan yang diambil boleh menggunakan blog,  namun situs blognya haruslah situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya JANGAN gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll.

(7). Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit masing-masing.

Dengan demikian, meskipun beberapa daftar pustaka ada yang sama, namun isi karya ilmiah versi buku kita akan berbeda karena kita sudah memparafrase kan isinya. Selain itu, dengan adanya tambahan rujukan baru, akan semakin memperkaya daftar pustaka karya ilmiah versi buku

Akhirnya, agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya, yang mungkin memiliki keinginan yang sama dengan bapak/ibu, ingin menyimpan KTI dalam bentuk buku. Hal ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita dengan rekan lainnya. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selain itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya, dan  dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat babontuk elok.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Saja Tidak Cukup